Trump Menunjukkan gambar Virus Corona di Depan Pers/Net
Banyak pertanyaan mengenai apakah Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah melakukan pemeriksaan terkait virus korona (Covid-19). Hal itu mengingat Amerika telah mencatat kasus virus corona yang cukup tinggi.
Sekretaris pers Stephanie Grisham dalam sebuah pernyataan, mengatakan Trump tidak perlu melakukan pemeriksaan.
"Presiden belum menjalani tes Covid-19 karena dia tidak memiliki kontak dekat yang lama dengan pasien yang dikonfirmasi, juga tidak memiliki gejala," kata Stephanie, melansir "="" target="_self">CNN.
Dalam sebuah acara talk show, Stephanie menuturkan, ia tidak khawatir mengenai kondisi Trump.
"Pria yang tidak tidur dan yang saya lihat bekerja 15-16 jam sehari setiap hari, saya tidak akan berpikir dia memiliki masalah itu, dia akan baik-baik saja dan sehat."
Pernyataan Stephanie sontak mendapat tanggapan dari publik. Pernyataan Stephanie malah menimbulkan kekhawatiran bahwa kesehatan Trump justru sedang tidak baik-baik saja.
Sebab, ketika seseorang terllau lelah dan tidak tidur justru akan membuat tubuh rentan terhadap penyakit. Ini sangat jelas terkait dengan penurunan kesehatan kekebalan tubuh!
Chris Cillizza, seorang analis menuliskan pandangannya. Ia mengatakan, Stephanie Grisham sedang mencoba untuk memproyeksikan ketenangan di sini. Panik adalah musuh dalam situasi semacam ini. Dan jika Gedung Putih panik, itu akan memicu kepanikan yang lebih luas di AS.
"Amerika memandang Trump sebagai lelaki tangguh, yang tertawa menghadapi bahaya. Kelemahan adalah untuk Demokrat, bukan untuk orang-orang seperti Trump! Dan itulah yang mendorong respons Grisham di sini. Trump bekerja setiap saat! Dia tidak pernah tidur! Bagaimana mungkin dia jatuh sakit!" ujar Cillizza.
Pada jumpa pers Gedung Putih sebelumnya, Wakil Presiden Mike Pence mengatakan dia belum diperiksa terkait virus korona dan tidak tahu apakah Trump sudah dites.
Grisham mengatakan Trump dalam kondisi sehat dan dokter kepresidenan akan terus mengawasinya.
Pernyataan itu muncul setelah Trump berinteraksi dengan tiga anggota Partai Republik yang melakukan karantina sendiri setelah menghadiri Konferensi Tindakan Politik Konservatif (CPAC) pekan lalu dan melakukan kontak dengan seorang individu yang dites positif terinfeksi virus, melansir Anadolu.
Menurut Universitas Johns Hopkins, ada lebih dari 754 kasus positif di AS dan 26 orang telah meninggal karena virus tersebut. Lebih dari 113.000 orang di lebih dari 100 negara dinyatakan positif terinfeksi virus corona.